Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan hasil resume dari Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Vol 8, No.2, Juni 2020: 248-256 yang disusun oleh Ramlah Puji Astuti, Kartono & Rahmadi dengan judul :
PENGEMBANGAN UMKM MELALUI DIGITALISASI TEKNOLOGI DAN INTEGRASI AKSES PERMODALAN.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia (Susilo dkk, 2008). Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UMKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Tingkat penyerapan tenaga kerjanya yang relatif tinggi dan kebutuhan modal investasinya yang kecil, menyebabkan UMKM bisa dengan fleksibel menyesuaikan dan menjawab kondisi pasar yang terus berubah.
UMKM sebagi leading sektor usaha di Indonesia harus dapat meniyesuaikan kegiatan poduksi dan pemasaranya sesuai dengan perkembangan jaman. Terlebih di era digitalisasai saat ini, pelaku usaha seharusnya dapat lebih mengefisiensikan biaya promosi melalui promosi secara online. Kenyataanya keadaan ini belum dapat termanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM, khususnya UMKM yang ada di desa. Oleh sebab itu perlu adanya pendampingan pengembangan jaringan pemasaran online kepada pelaku UMKM di desa. Sebagai kabupaten perdagangan, Kabupaten Cirebon memiliki bebagai jenis UMKM unggulan seperti UMKM Batik, makanan olahan, rotan, perikanan dan lain-lain.
Berdasarkan informasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon pada tahun 2018, jenis industry di Kabupaten Cirebon terlihat bahwa sebagian besar merupakan industri makanan yaitu sebanyak 18.161 unit, kemudian perdagangan sebanyak 10.401 unit, yang ketiga adalah industri jasa sebanyak 1.378 unit, dan industri konfeksi sebanyak 856 unit. Sementara industri lainya berada dibawah 100 unit. Salah satu daerah di Kabupaten Cirebon yang UMKM nya sedang berkembang adalah Desa Sindangkasih.
Kondisi UMKM saat ini yang masih memiliki keterbatasan dalam penggunaan teknologi menyebabkan banyak usaha UMKM yang tidak mampu bersaing dengan pelaku usaha lain baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan peningkatan jejaring bisnis dan akses permodalan untuk UMKM. Salah satu upaya yang dapat dilaksanan adalah dengan melaksanakan “Program pendampingan Pengembangan UMKM melalui Digitalisasi Teknologi dan Integrasi Akses Permodalan” melalui pendampingan ini dapat meningkatkan pemasaran produk dan akses permodlan bagi pelaku UMKM di Desa Sindangkasih Kabupaten Cirebon.
Tujuan program kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan kesadaran, teknik pemasaran produk, distribusi barang hasil produksi pelaku serta pengetahuan akses permodalan UMKM dalam perekembangan teknologi di Era dRevolusi Industri 4.0. Manfaat kegiatan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan pelaku UMKM untuk mendistribusikan dan mempromosikan hasil produksinya sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
Metode yang diterapkan untuk mencapai pemecahkan permasalahan ini adalah metode sistem tindakan dan pembelajaran yang partisipatif yang dikenal sebagai metode PLA (Participatory Learning and Action). PLA merupakan bentuk baru dari metoda pemberdayaan masyarakat yang dahulu dikenal sebagai “learning by doing” atau belajar sambil bekerja.
Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, solusi yang dapat ditawarkan adalah sebagai berikut:
- Sosialisasi pentingnya penggunaan teknologi di Era Revolusi Industri 4.0 dalam persaingan bisnis yang mereka jalani.
- Sosialisasi teknik pemasaran produk UMKM melalui media elektronik oleh pelaku UMKM di Desa Sindangkasih.
- Sosialisasi jaringan distribusi barang hasil produksi UMKM di Desa Sindangkasih
- Sosialisasi dan Pendampingan untuk mengakses permodalan oleh pelaku UMKM di Desa Sindangkasih.
Secara umum kegiatan pendampingan yang dilakukan sebagai berikut:
- Tahap awal: Sosialisasi mengenai perkembangan teknologi bagi pelaku UMKM. Kegiatan ini dilakukan dengan penyampaian materi mengenai teknologi pemasaraan yang berkembang saat ini. Kemajuan teknologi saat ini memudahkan pelaku usaha untuk membuat produknya lebih efektif dan efisien serta ramah lingkungan.
- Tahap kedua : Pelatihan mengenai kemasan produk yang lebih modern dan lebih diminati masyarakat saat ini. Dalam tahap ini pelaku UMKM langsung diberikan pelatihan untuk membuat design kemasan, merk dagang dan komposisi yang tepat dalam pengemasan produknya.
- Tahap ketiga : dalam tahap terakhir ini pelaku UMKM diberikan pelatihan mengenai perencanaan usaha. Mulai dari menghitung biaya produksi, harga pokok produksi, biaya investasi hingga laba yang diinginkan. Sehingga mereka dapat membuat sebuah perencaanaan bisnis yang baik.
Dalam kegiatan pengembangan UMKM di Desa Sindangkasih Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon melalui Melalui Digitalisasi Tekonolgi Dan Integrasi Akses Permodalan tim melakukan model matrik sebagai indicator untuk melihat apakah ada peningkatan kapasitas dari UMKM tersebut dalam kegiatan pengembangan UMKM :
- KewirausahaanKondisi awal : Belum memahami makna darikewirausah aan dan pentingnya mempelajari manajemen kewirausahaan, Belum memahami prinsip-prinsip dasar kewirausahaan, belum dapat membedakan antara pedagang dan enterprenuer.Setelah Pendampingan : Memahami makna darikewirausah aan dan pentingnya mempelajari manajemen kewirausahaan dan dapat membedakan antara pedagang dan enterprenuer.
- Peluang dan kendala bisnis UKM, Memahami prinsip-prinsip dasar kewirausahaanKondisi awal : Belum memahami kendalakendala yang terjadi dalam bisnis yang dijalankan , Belum dapat menjelaskan tantangan dan peluang yang ada dalam usaha yang dijalankan, Belum dapat memahami struktur usaha yang dijalankan.Setelah pendampingan : Memahami kendala kendala yang dapat timbul dari kegiatan usaha yang diajalankan, Memahami tentang peluang usaha dalam mengembangka n usaha yang dijalankan saat ini, Memahamai struktur usaha yang dijalankan saat ini, Memahami pengelolaan usaha yang baik dalam mengendalikan resiko yang mungkin terjadi.
- Permodalan UMKMKondisi awal : Kesulitan menentukan jumlah modal yang dibutuhkan dalam menjalankan usahanya, Kesulitan mendapatkan akses permodalan, Kesulitan dalam menentukan penggunaan modal untuk usaha.Setelah pendampingan : Memahami tentang jenisjenis permodalan yang dapat diakses untuk modal usahanya, Memahami pentingnya modal usaha yang digunakan hanya untuk kegiatan produksi bukan konsumsi, Memahami pengelolaan modal busaha agar tidak terjebak dalam hutang yang berlebihan.
- Perencanaan KeuanganKondisi awal : Belum memahami fungsi perencanaan keuangan - Belum mengetahui proses perencanaan keuangan - Belum memahami komponen biaya yang masuk ke modal awal usaha.Setelah pendampingan : Sudah memahami fungsi perencanaan keuangan untuk menentukan target/tujuan usaha baik jangka pendek dan jangka panjang, Sudah paham proses perencanaan keuangan yang terdiri dari penentuan modal awal, penentuan, HPP, pennetuan Harga jual, penentuan BEP, Proyeksi laba dan proyeksi payback period.
Kesimpulan :
Peningkatan teknik pemasaran produk UMKM melalui pemasaran online dan pemasaran offline dengan memanfaatkan perekembangan teknologi saat ini dapat menjadikan biaya pemasaraan lebih efektif dan efisien. Dengan teknologi juga yang sebelumnya produk hanya dipasarkan di daerah setempat, saat ini produk yang dihasilkan sudah dipasarkan sampai di luar daerah. Maka dengan pendampingan ini diharapkan UMKM di daerah tersebut dapat terus berkembang.
Diperlukan juga dukungan dari semua stakeholder (Dinas Koperasi & UMKM Kab. Cirebon atau lembaga terkait), sehingga pengembangan kapasitas UMKM Tenant dapat berjalan dengan efektif. Pemerintah juga harus membantu memfasilitasi promosi melalui pameran tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun nasional secara kontinyu.
Semoga artikel ini bermanfaat. Mohon maaf apabila terdapat salah kata atau kalimat yang saya jelaskan.
Terima kasih.